Tahan Diri di Medsos untuk Menjaga Ukhuwah
KWPSI.ORG - Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan Islam merupakan salah satu sumber utama kekuatan umat muslim sebagai implementasi hablum minannas dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Terwujudnya Ukhuwah Islamiyah merupakan dambaan setiap Muslim. Hanya saja, nilai ukhuwah ini terkadang kerap mengalami permasalahan yang dapat merusaknya.
Misalnya, seseorang yang mengajak berukhuwah, namun sebentar kemudian sudah memancing perseteruan dengan berbagai sikap, perbuatan dan perkataan yang dapat menyakiti sesama muslim akibat tidak mampu menahan diri.
Lebih-lebih di zaman teknologi informasi dan komunikasi serba canggih sekarang ini dengan hadirnya media sosial (medsos) seperti Facebook, Twitter, dan WhatsApp Grup (WAG) yang kerap memunculkan perdebatan akibat merasa paling benar terhadap perbedaan, sikap ego dan saling tuding sesama baik akibat masalah sosial, politik, ekonomi hingga hal-hal khilafiyah dalam beragama sehingga memunculkan perpecahan umat.
Demikian antara lain disampaikan Ustaz Dr. Muhammad AR M.Ed, Ketua Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (29/8) malam.
"Perdebatan-perdebatan yang dapat merusak ukhuwah di tengah umat apalagi karena kurang ilmu dan tidak paham masalah, sangat dilarang dalam Islam. Islam sangat menekankan persaudaraan dan persatuan. Bahkan Islam datang untuk mempersatukan umatnya dengan banyaknya persamaan, bukan untuk berpecah belah terhadap sedikit perbedaan," ujar Ustaz Muhammad AR.
Menurut Dosen UIN Ar-Raniry ini, media sosial sebagai produk teknologi seharusnya perlu didayagukanan untuk memperkuat ukhuwah, mempererat tali silaturahim dan persaudaraan muslim.
Namun, pada faktanya, menurut Ustaz Muhammad, seringkali medsos disalahgunakan. Medsos digunakan sebagai ajang untuk saling mencaci, mem-bully, menyebarkan ghibah, fitnah, namimah (mengadu domba), dan permusuhan khususnya di tahun politik
"Akibat salah menggunakan media sosial untuk saling serang, mencaci, mencari-cari kesalahan, banyak diantara kita yang tersakiti dan memunculkan permusuhan, ditambah lagi jarang berjumpa untuk bersilaturrahmi untuk sekadar berjabat tangan," kata Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Aceh (KPPAA) ini.
Untuk itu, Muhammad AR, menyerukan umat Islam, agar memastikan medsos digunakan untuk kemaslahatan dan kebaikan, serta merajut persaudaraan. "Bukan untuk menebar gosip, hoax, fitnah, dan adu domba," serunya, lantas berpesan agar umat bijak dalam memanfaatkan medsos.
Kalau seseorang menerima informasi apalagi berbau negatif, lanjutnya, harus ada mekanisme tabayyun. Demikian juga kalau mau menyebar informasi. Pastikan informasi tersebut benar, bermanfaat, dan tepat baik waktu maupun tempatnya.
"Yang tak kalah penting, pastikan bahwa info yang akan kita sebar tidak menyakiti orang lain. Ini penting untuk jadi perhatian, terutama bagi orang tua, jangan sampai kita menciptakan dosa jariyah sepanjang masa di medsos, " terangnya.
Diakuinya, siapa saja bisa menginformasikan apa saja dengan begitu mudah di medsos. Kenyataan seperti ini menuntut kehati-hatian dalam menyikapi suatu informasi. Dengan jejaring sosial Facebook misalnya, siapa saja bisa menuliskan apa saja dan siapa saja bisa membacanya, bahkan berkomentar.
Kemudahan komunikasi mestinya dijadikan wahana penyambung silaturrahim dan pengokoh ukhuwah. Namun, dampak negatif juga belum bisa dihindarkan. Suatu informasi yang kontroversial seringkali menimbulkan perdebatan di dalamnya. Perdebatan di media sosial yang kadang tidak terarah ini sangat merugikan. Tulisan-tulisan yang saling merendahkan pun tak dapat dihindarkan. Masing-masing membela pendapatnya, namun argumentasi yang disampaikan cenderung kepada pembelaan diri, bukan lagi mencari kebenaran.
"Memang, kita diperintahkan untuk menyampaikan kebenaran meskipun itu pahit. Akan tetapi perdebatan tak berujung di sosial media alangkah baiknya dihindari. Sangat kecil manfaatnya dan justru lebih banyak mudharatnya. Bukan ukhuwah yang kita raih, melainkan kebencian dan kedengkian yang kian membara. Jika sudah begini, tinggalkan saja," tegasnya.
Rasulullah SAW juga berpesan, "Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda".
Ustaz Muhammad AR juga menyampaikan, ukhuwah juga bisa kuat di tengah umat dengan terlaksananya shalat berjamaah lima waktu sehari semalam.
"Jika ada shalat berjamah lima waktu, itu bisa memperkuat ukhuwah di sekitar kita dengan turunnya keberkahan dari Allah kepada penduduk setempat. Yang penting ada shalat berjamaah, Allah akan turunkan rahmat, keamanan negeri dan jauh dari azab bagi orang-orang yang shalat berjamaah," sebutnya.
Tidak ada komentar: