Ikuti Kajian Islam KWPSI
Setiap Rabu, Pk.21.00-23.00

Live di FB KWPSI

Jangan Bawa Dosa ke Akhirat






KWPSI.ORG - Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT di permukaan bumi mempunyai potensi besar untuk melakukan dosa, karena kerap melakukan kesalahan dan maksiat dalam skala kecil hingga masuk dalam dosa besar akibat melawan dan mengingkari perintah Allah dan mengerjakan berbagai larangan.

Karena setiap manusia itu identik dengan pendosa (mujrimun) yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sebab Allah telah mengaruniakannya hawa nafsu, maka sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang selalu memohon ampunan dan beristighfar kepada Allah serta bertaubat atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.

Permohonan ampunan dosa dari Allah ini hanya bisa didapatkan saat seseorang manusia masih hidup di dunia, sementara ketika ajal sudah menjemput dan kehidupan dunia berakhir, saat itu tidak ada lagi ampunan dan manusia tersebut akan menyesal dengan membawa berbagai dosa ke alam kubur hingga akhirat yang berujung pada kesengsaraan selamanya, apalagi jika amal baiknya sangat sedikit.

Demikian antara lain disampaikan Prof Dr Syamsul Rijal M.Ag (Wakil Rektor III UIN Ar-Raniry) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (14/3) malam.

"Allah itu Maha Pengampun, dan sangat senang jika ada hamba-Nya yang berdosa itu bertobat dan mohon ampun atas segala kesalahan yang pernah diperbuat. Jangan sampai kita gagal mendapat ampunan dari Allah saat hidup di dunia, karena itu artinya akan membawa dosa ke akhirat yang berakibat penyesalan selama-lamanya," ujar Prof Syamsul Rijal.

Menurutnya, penyesalan atas segala dosa-dosa di dunia ketika sudah berada di alam kubur dan akhirat kelak ‎itu tidak ada artinya lagi, karena saat itu tidak ada lagi ampunan, yang ada hanyalah pembalasan dan azab yang pedih untuk para pendosa yang melawan Allah saat di dunia.

Hal ini juga ditegaskan Allah dalam Surat As-Sajdah ayat 12 yang artinya, "Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin".

"Saat di akhirat kelak, para pendosa ini tertunduk malu di hadapan Allah dan mengakui semua kesalahannya. Mereka baru yakin karena telah melihat langsung kebenaran ayat-ayat Allah yang dulu waktu di dunia mereka ingkari dan abaikan. Lalu mereka minta dikembalikan. Tapi tidak ada lagi peluang untuk beramal saleh dan tertutup pintu ampunan, karena harus bersiap-siap menerima azab yang maha berat," terangnya.

Karenanya, agar tidak timbul penyesalan di akhirat kelak, Prof Syamsul Rijal mengajak semua umat Islam yang ada iman di dadanya agar segera memohon ampunan Allah atas segala dosa yang pernah diperbuat selama hidup.

"Hanya kita sendiri yang tahu apa saja dosa yang pernah kita kerjakan selama ini baik yang meninggalkan perintah Allah atau melakukan kemaksiatan yang dilarang-Nya. Segera buat daftarnya, dan evaluasi dosa-dosa untuk kita hapu dengan memohon ampunan sebelum hidup ini berakhir sehingga tidak menyesal saat di akhirat nanti, jangan sampai kita remehkan, nggak mau tahu dan kebal dengan dosa," jelasnya.

Disebutkannya, evaluasi dosa itu bisa diawali dengan m‎embangun penyadaran diri.‎ Coba tanyakan pada diri sendiri dosa-dosa kita. Karena akan sangat rugi jika kita tidak merasa khawatir dengan dosa-dosa yang terus menumpuk.
"Jika tidak mau peduli, maka setiap hari kita terus defisit pahala, dan dosa menumpuk. Padahal yang kita butuhkan untuk kehidupan abadi di akhirat kelak adalah surplus pahala," sebutnya.

Prof Syamsul Rijal menjelaskan, dosa-dosa yang diperturutkan dan lupa meminta ampunan terjadi umumnya akibat ragu pada ayat-ayat Allah dan hari pembalasan. Hanya orang yang yakin dan takut pada Allah yang selalu meminta ampunan ketika berbuat dosa sekecil apapun.
‎‎
"Sumber dosa itu karena ragu pada Allah, serta pikiran negatif thinking‎ dengan sifat iri dan dengki pada orang lain. Amanah yang kita miliki seperti jabatan dan harta juga bisa membawa pada dosa jika kita memperturutkan hawa nafsu," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.