Tiga Ibadah Sumber Kekuatan Umat Islam
KWPSI.ORG -- Umat Islam memerlukan kekuatan dan pertolongan dari Allah SWT untuk meraih kemenangan melawan berbagai kebatilan dalam kehidupan ini. Usaha maksimal untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat hanya bisa didapatkan dengan patuh dan meninggikan agama Allah serta menaklukkan ideologi musuh-musuh Islam.
Ini bukan hanya kemenangan individu, tapi juga kemenangan umat Islam secara menyeluruh. Untuk itu, Allah SWT juga telah menyediakan sejumlah sarana ibadah yang bisa dipakai agar pertolongan-Nya cepat datang untuk meraih kemenangan, salah satunya shalat, utamanya yang dilakukan secara berjamaah di masjid bukan shalat sendiri-sendiri.
Demikian antara lain disampaikan Ustaz Dr H Aslam Nur LML MA, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Aceh saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (19/4/2017) malam.
"Jika kita ingin meraih pertolongan Allah, ada tiga sumber ibadah yang menjadi kekuatan umat Islam yaitu shalat wajib lima waktu secara berjamaah, shalat tahajjud pada tengah malam dan tidak menyekutukan Allah dengan selalu menggantungkan harapan pada-Nya," ujar Ustaz Aslam Nur.
Menurutnya, shalat lima waktu merupakan ibadah yang paling utama dalam Islam untuk menjadi sumber kekuatan umat. Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 78 menegaskan yang artinya, “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat)”
"Tapi ini bukan sembarang shalat. Laki-laki itu harus berjamaah di masjid.Jika tidak berjamaah, shalat belum masuk kategori sumber kekuatan umat," jelas Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry ini.
Menurutnya, begitu pentingnya shalat secara berjamaah ini, Rasulullah SAW hanya 17 waktu saja yang tidak shalat berjamaah, yitu tiga hari terakhir menjelang wafat beliau karena sakit demam sampai pingsan. Sementara di waktu lain dalam hidupnya selalu berjamaah termasuk waktu dalam kondisi perang.
"Rasul malam Jum'at waktu magrib terakhir shalat jamaah. Lalu waktu Isya tidak berjamaah lagi sampai wafat hari Senin waktu dhuha. Para sahabat tidak pernah meninggalkan shalat jamaah. Sampai orang buta di masa Rasul pun, tidak diperbolehkan tinggal shalat berjamaah, jika ia masih mendengar suara azan tetap wajib harus disahuti dan bergegas pergi ke masjid," terangnya.
Ustaz Aslam mengungkapkan, salah satu program di Turki adalah shalat berjamaah, utamanya shalat subuh di masjid. Sehingga selalu datang pertolongan dan bantuan Allah setiap saat, dan Turki terus berjaya dengan berbagai keunggulan saat ini.
Begitu juga dengan di Arab Saudi dan negara-negara timur tengah lainnya, berbagai aktivitas kehidupan terhenti saat azan berkumandang dan semuanya menuju ke masjid untuk shalat berjamaah.
"Coba bandingkan dengan daerah kita. Ada dimana kita saat azan berkumandang, apakah segera menuju masjid atau tidak. Kalau kita ingin dapat bantuan Allah, periksalah dulu shalat jamaah kita. Kalau shalat sendiri selesai kewajiban, tidak ada nilai plus dalam pandangan Allah untuk memberi pertolongan dan perhatian kepada kita," sebutnya.
Ia juga mengungkapkan, diantara 7 golongan manusia yang akan mendapat pertolongan dan naungan dari Allah pada hari kiamat, adalah
Laki-laki yang terikat hatinya pada masjid untuk shalat berjamaah. "Sehingga, orang yang sudah rutin berjamaah shalatnya, akan rugi dan menyesal jika sekali saja tinggal shalat berjamaah," katanya.
Selanjutnya, sumber kekuatan kedua adalah, shalat Tahajjud. Keutamaan shalat malam disebutkan dalam Alqur'an Surat Al-Isra ayat 79 yang artinya, "Dan pada sebagian malam, shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji"
"Kemana kita pergi, kita akan selalu terjaga dan dilindungi Allah dengan shalat tahajjud. Ini sumber kekuatan, Rasul meminta pertolongan Allah pada shalat tahajjud. Begitu juga Salahuddin Al-Aiyubi panglima perang dari Islam waktu meraih kemenangan dalam perang salib. Ulama-ulama besar dulu juga tidak pernah meninggalkan tahajjud dan meminta pertolongan Allah.
Sumber kekuatan umat yang ketiga adalah, jangan pernah kita menyekutukan Allah, dan tidak pernah mengharapkan pertolongan selain dari-Nya.
Wakul rabbi adkhilni mudkhala sidqi, wakhrijni mukhraja sidqi. Waj alli Min ladunka, sultanan nashira.tidak ada pertolongan selain Allah. Hal ini ditegaskan dalam Surat Al-Isra ayat 80 yang artinya,
"Dan katakanlah, Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong"
"Inilah inti doa seorang muslim. Gantungkan harapan pada Allah agar selalu diberi pertolongan.
Semua kebatilan akan lenyap dengan jika bantuan Allah datang," pungkasnya.
Tidak ada komentar: