Ragukan Hari Akhir Tanda Kerusakan Aqidah
KWPSI.ORG - - Salah satu prinsip keimanan yang sangat pokok dalam agama Islam adalah beriman kepada hari akhir atau hari kiamat. Iman kepada hari kiamat sebagaimana kita ketahui merupakan salah satu rukun iman yang enam.
Hari kiamat merupakan salah satu perkara ghaib yang telah dijelaskan secara gamblang, baik dalam ayat Alquran maupun Sunnah Nabi. Ia juga merupakan kesepakatan seluruh sahabat Rasulullah, ulama dan kaum muslimin.
Dengan demikian, sangat jelas bagi kita semua bahwa hari akhir ini pasti akan terjadi tanpa ada keraguan sedikitpun dan tidak ada yang meragukan atau menentangnya kecuali orang-orang kafir, atheis atau yang berpaham materialis dan kalangan orang munafik di tengah umat Islam yang telah rusak aqidahnya kepada Allah Swt.
Demikian disampaikan Ustaz Syekh Zul Ansary Lc (Direktur Dayah Baitul Arqam Sibreh, Aceh Besar) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumah Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (8/2/2017) malam.
"Hari akhir adalah perkara yang gaib bagi umat Islam, sebagai tanda keimanan. Hari kiamat bukanlah sesuatu yang mengada-ada, apalagi jika ada yang mengatakan sebagai ramalan masa depan, karena itu pasti akan terjadi ketika waktunya tiba sesuai janji Allah. Hanya orang-orang munafik dan orang-orang yang telah rusak aqidahnya sajalah yang meragukan kedatangan hari akhir," ujarnya.
Syekh Zul Ansary juga menjelaskan bagaimana Al-Quran secara tegas dalam Surat Al-Haqqah tentang hari kiamat dan azab yang pernah menimpa kaum-kaum nabi terdahulu yang ragu dan ingkar terhadap Hari Kiamat yaitu kaum Aad dan Tsamud.
Dalam Surat Al-Haqqah ayat 4-8 dijelaskan, "Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat.
Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa.
Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang. Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus, maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.
"Cukuplah ayat Alquran menjadi peringatan bagi kita semua umat di akhir zaman ini. Jangan sampai kita mengikuti jejak-jejak umat terdahulu yang dihancurkan oleh Allah. Kita tentu harus bersedih dan marah ketika ada elit di negeri ini yang mengatakan, bahwa orang-orang yang beriman pada hari akhir sebagai peramal masa depan. Ini tidak boleh dibiarkan. Ulama-ulama kita harus bangkit menyampaikan kebenaran, dan jangan membiarkan kebatilan itu terus merajalela di tengah-tengah umat," tegasnya.
Ustaz Zul Ansary menambahkan, pentingnya iman hari akhir sebagai standar penilaian keimanan dan tolok ukur aqidah muslim ini, pada suatu hari setelah memimpin shalat subuh Nabi Muhammad SAW langsung naik ke atas mimbar dan menyampaikan ceramah panjang hingga datangnya waktu zuhur. Sesudah beliau selesai memimpin shlat zuhur, beliau lalu naik kembali ke atas mimbar untuk menyampaikan ceramah hingga datangnya waktu ashar. Lalu sesudah memimpin shalat asar beliau langsung kembali ke atas mimbar menyampaikan ceramah hingga magrib.
Para sahabat yang hadir menceritakan bahwa pada hari di mana Nabi Muhammad SAW mendadak menyampaikan semacam daurah (peringatan) seharian penuh itu beliau panjang lebar menjelaskan mengenai apa-apa yang bakal terjadi hingga datangnya hari akhir atau hari Kiamat.
Begitu pentingnya urusan hari Akhir ini sehingga beliau memerlukan seharian penuh untuk menjelaskan tanda-tanda akhir zaman menjelang datangya hari Kiamat kepada para sahabatnya.
Sehingga, sudah semestinyalah kita umat Islam menghayati betapa pentingnya urusan mengimani dan mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir.
Sebab Allah SWT sendiri di dalam Alquran mengkondisikan Nabi Muhammad agar tidak menganggap hari Akhir atau Hari Kiamat atau hari Berbangkit itu suatu ramalan.
Nabi Muhammad juga mengkondisikan para sahabatnya dan kita semua selaku umatnya untuk menghayati hari akhir sudah dekat dan tidak lama lagi akan segera datang.
"Jika 15 abad yang lalu saja sahabat telah sedemikian seriusnya mensikapi tanda-tanda akhir zaman, bagaimana lagi sepatutnya kita yang hidup di zaman ini? Bahkan sedemikian pentingnya urusan hari akhir ini sehingga dari enam rukun iman yang kita pelajari sejak masih SD, maka beriman kepada hari akhir adalah yang paling sering disebut beriringan dengan beriman kepada Allah," jelas Zul Ansary yang juga Pengurus Wilayah Muhammadiyah Aceh ini.
Menurutnya, saat ini ada orang Islam yang tidak lagi mengindahkan ajaran Islam dalam Alquran dan hukum Allah dalam hidupnya. Mereka membuang dan kesampingkan Alquran seperti umat-umat terdahulu yang telah dibinasakan.
"Banyak saudara-kita dalam Islam yang tidak mau lagi dengar Alquran, dengan menjauh dari Alquran. Bahkan di negara ini ada yang sudah berani menentang serta melawan hukum Allah dengan menyebutkan ayat konstitusi buatan manusia lebih tibggi dari ayat suci Alquran yang datang dari Allah sebagai pedoman hidup manusia," ungkapnya seraya menambahkan Allah memerintahkan orang yang menentang hukum Allah diberlakukan silahkan keluar dari bumi ini dan cari tuhan selain Allah.
Tidak ada komentar: