Tiga Kriteria Peradaban Islam
KWPSI.ORG --- Islam adalah agama yang telah terbukti mampu membangun peradaban dunia dan menghasilkan berbagai kontribusi bagi umat manusia baik di masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.
Para ilmuan Islam, melakukan penelitian terhadap sejarah panjang umat Islam, dan menyimpulkan inti peradaban Islam ada dalam tiga kriteria utama yang pernah dipraktekkan Rasulullah SAW.
Tiga kriteria tersebut adalah, membangun hubungan baik dengan Allah (vertikal), mampu membangun hubungan baik dengan sesama manusia (horizontal) dan adanya hubungan baik dengan alam sekitar yang terdiri dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Demikian disampaikan Ustaz Nurkhalis Mukhtar Lc MA, Dosen STAI Al-Washliyah Banda Aceh, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (5/10) malam.
"Peradaban yang sempurna ketika ketiga rangkaian ini menyatu dan terwujud dalam kehidupan. Ketiga kriteria tersebut menjadi ukuran menentukan kesuksesan sebuah peradaban. Maka akan jelas sisi kemajuan dan keterbelakangan dari sebuah masyarakat modern. Tidak dipungkiri, kemajuan yang dimiliki oleh negara-negara maju begitu pesat, namun disayangkan kemajuan tersebut tanpa format yang jelas," ujar Ustaz Nurkhalis.
Dikatakannya, dalam mengkaji peradaban, para ahli memiliki pandangan yang beragam dalam memaknai peradaban, tergantung sudut pandang masing-masing. Ada yang memaknai peradaban dengan kemajuan dalam bidang materi, tanpa mengindahkan aspek moralitas sama sekali.
Ada pula yang memaknai peradaban dengan masyarakat yang tinggal di tempat yang maju, di sisi lain Ada juga yang memaknai peradaban dengan kemampuan manusia menggunakan benda-benda elektronik yang canggih dan ada pula yang memaknai peradaban dengan bangunan-bangunan yang tinggi sebagai pencakar langit.
Namun disayangkan peradaban dalam persepsi di atas belum mampu menganggambarkan hakekat peradaban sesungguhnya.
"Kita melihat bagaimana bangsa-bangsa yang begitu maju dalam bidang elektronik bahkan mampu menciptakan robot-robot yang mampu menggantikan posisi manusia, namun pada saat yang sama di negara tersebut ratusan bahkan ribuan orang melakukan bunuh diri setiap tahun," jelasnya.
Di negara lainnya yang dikenal menjunjung nilai-nilai kebebasan, dimana seks bebas, pelacuran, perzinahan merupakan hal wajar dan dianggap biasa sehingga seorang anak yang dilahirkan seorang wanita barangkali banyak yang tidak mengerahui siapa ayah kandungnya.
Ada juga negara yang begitu senang mengkampanyekan seruan hak azasi manusia, namun pada saat yang sama mereka ternyata paling banyak melakukan pembunuhan terhadap ratusan ribu orang yang tidak bersalah alias pelanggar HAM yang mereka cetuskan.
Kemudian ada negara yang berlomba-lomba membangun gedung pencakar langit dan memiliki berbagai fasilitas kenyamanan hidup sempurna, namun saat yang sama mereka takut mati dan menjadi manusia pengecut.
"Beberapa contoh tersebut merupakan indikasi yang membuktikan ternyata kemajuan yang dimiliki manusia modern dewasa ini tidak bisa disebut dengan peradaban sempurna. Kita memang tidak bisa menutup mata terhadap kemajuan di berbagai negara Eropa dan Barat, namun nampak penawaran peradaban yang mereka miliki ternyata tidak mampu membawa perubahan signifikan terhadap kemakmuran dunia," ungkap Ustaz Nurkhalis, kandidat doktor University of Bakht Al-Ruda Sudan.
Adapun peradaban Islam, pertama berkriteria adanya hubungan baik manusia dengan Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah, sepantasnya manusia menyadari keberadaannya di dunia tidaklah sia-sia. Ada tugas mulia yang diembankan di atas pundaknya yaitu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun.
Kriteria kedua adanya hubungan yang harmonis antar sesama manusia. Islam mengajarkan kepada umatnya agar menjaga ukhuwah islamiyah, tidak berpecah belah dan saling merendahkan. Islam menanamkan nilai kemuliaan seseorang bukan karena wajah, harta, jabatan, tapi diukur dengan ketakwaannya di sisi Allah.
Kriteria ketiga kemampuan membangun hubungan baik dengan alam sekitar. Dalam riwayat disebutkan, seorang wanita yang banyak kebaikannya masuk neraka karena sengaja menganiaya seekor kucing hingga mati. Tidak hanya perintah berbuat baik kepada hewan saja, namun keharusan berbuat baik juga berlaku bagi tumbuh-tumbuhan. Di antara akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah dalam kondisi peperangan tidak diperbolehkan memotong pepohonan secara sembarangan.
"Berbagai kenyataan tersebut, menebalkan keyakian kita, hanya peradaban Islam saja yang mampu mewujudkan peradaban sesungguhnya. Peradaban Islam memiliki akar yang menghujam ke dalam bumi dan pucuknya menembus langit. Hanya peradaban Islam yang mampu mengayomi umat manusia ke jalan kebahagiaan dunia dan akhirat," jelas pengasuh sejumlah kajian keislaman di Banda Aceh ini.
Di antara poin-poin yang mesti dilakukan umat Islam adalah, kembali mengkaji Alquran dan Sunnah dengan pemahaman yang benar, mau mengkaji sejarah masa lalu umat Islam, dan umat Islam menjadi dai professional ke seluruh alam.
Hal lainnya yang harus dilakukan umat Islam bersungguh-sungguh mengkaji sejarah, biisa mengambil pelajaran berharga dari keteladanan pendahulu yang layak dicontoh.
"Setelah memahami sumber ajaran agama, dan memahami mereka memiliki para pendahulu yang gemilang, maka saat itulah mereka telah memiliki kapasitas untuk menjadi penyeru agama yang mulia. Umat Islam harus siap menjadi pelopor dari setiap kebaikan. Sebagaimana Islam agama yang memberi solusi, dan Rasulullah figur pembawa solusi, maka sepatutnya umat Islam adalah umat pembawa pencerahan terhadap dunia, dan mampu membimbing manusia mewujudkan peradaban sesungguhnya," katanya.
Tidak ada komentar: