Perbaiki Aqidah Agar Umat Islam Kuat
kwpsi.org - Tidak diragukan lagi memahami ilmu syar’i (ilmu
agama) adalah hal yang sangat penting, baik bagi seorang muslim maupun
muslimah. Kita membutuhkan ilmu syar’i sebagai bekal hidup dan tujuan akhir
yang ingin dicapai.
Ilmu akan menjadi sebab diangkatnya derajat
seseorang yang dikehendaki oleh Allah, yaitu orang-orang yang mengilmui agama
yang benar ini dengan baik sesuai firman Allah dalam Alquran Surat Al Mujadilah
ayat 11.
Dalam memahami ilmu agama ini, tauhid dan aqidah merupakan
kewajiban utama dan pertama yang diperintahkan Allah kepada setiap
hamba-Nya. Namun, sangat disayangkan kebanyakan kaum muslimin pada zaman
sekarang ini tidak mengerti hakikat dan kedudukan tauhid.
Demikian disampaikan Ustaz Dr. Moch Fajarul Falah MA, Dosen
Prodi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry saat
mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh
Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (24/8) malam.
"Padahal tauhid inilah yang merupakan dasar agama kita yang
mulia ini. Karenanya sangatlah urgen bagi kita kaum muslimin mengerti hakikat
dan kedudukan tauhid. Karena dengan
begitu bisa menambah keyakinan kita atau meluruskan tujuan kita yang selama ini
mungkin keliru. Karena melalaikan masalah tauhid akan berujung pada kehancuran
dunia dan akhirat," ujar Ustaz Fajarul Falah.
Menurutnya, umat Islam dewasa sedang mengalami kemunduran akibat
pemahaman tentang akidah dan ilmu tauhid yang sangat dangkal. Orang Islam mulai
dinina bobokkan dengan berbagai pengaruh budaya barat yang semakin menjauhkan
kita dari yang diperintahkan Allah SWT.
"Harus kita akui sekarang ini anak-anak muda generasi Islam hanya kenal Allah dan Rasul-Nya secara jauh dan dangkal. Mereka
tidak secara mengakar dan kenal mendalam dengan Allah dan Islam, karena akidahnya
yang seadanya," jelasnya.
Mereka kerap mengikuti apa kata
hawa nafsunya. Tidak terbentuk keyakinan yang kuat hari pembalasan itu ada, dan
Allah akan membalas setiap amal perbuatan hamba-Nya.
"Jika kita ingin memperbaiki dan memperkuat aqidah generasi muda Islam. Tentunya ini harus diperoleh dari ilmu tauhid yang kuat, dengan mengimani Allah dan Rasul-Nya secara benar, sehingga melahirkan sikap kepatuhan kepada Allah dan Rasulullah secara totalitas, meskipun dalam kondisi bagaimanapun," terang Ketua LP2M STISNU Aceh ini.
"Jika kita ingin memperbaiki dan memperkuat aqidah generasi muda Islam. Tentunya ini harus diperoleh dari ilmu tauhid yang kuat, dengan mengimani Allah dan Rasul-Nya secara benar, sehingga melahirkan sikap kepatuhan kepada Allah dan Rasulullah secara totalitas, meskipun dalam kondisi bagaimanapun," terang Ketua LP2M STISNU Aceh ini.
Disebutkannya, mengimani Allah dan
Rasulullah dengan benar menjadi kunci diterimanya semua amal ibadah seseorang.
Imam Al Ghazali berkata: “Tidaklah sah ibadah seseorang kecuali dia telah mengenal
Tuhan yg disembah.”.
Cara mengimani Allah dan Rasulullah
adalah dengan mengetahui, memahami dan meyakini sifat-sifat yang wajib bagi
Allah dan Rasulullah. Sebagaimana yang telah diajarkan oleh dua imam besar
yaitu, Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur Al-Maturidy, keduanya membuat
sistematisasi pembahasan tauhid menjadi lebih mudah bagi setiap individu muslim
mukallaf.
Tidaklah berlebihan kiranya kedua
tokoh ini dikenal sebagai pejuang penegak panji aqidah Rasulullah, karena Rasul
sendiri telah memuji pemimpin yang bisa menaklukkan Kostantinopel dengan
hadits-nya: “Benar akan dikuasainya Kostantinopel suatu saat, maka di saat
itulah sebaik-baiknya pemimpin dan sekuat-kuatnya pasukan”.
Sepeninggal Rasulullah, sahabat Abu
Musa Al-Asy’ari (kakek buyutnya Abu Hasan Al-Asy’ari) mencoba untuk mewujudkan
janji nabi dengan menyerang Kostantinopel, namun akhirnya beliau gugur sebagai
syuhada di peperangan. Barulah keika Sultan Al-Fatih yang bisa menaklukkan kota
tersebut, yang sekarang disebut Turki.
Ternyata beliau adalah pengikut
Imam Abu Manshur Al-Maturidy dalam ideologi tauhidnya. Juga Shalahuddin
Al-Ayyubi yang tercatat sebagai pemimpin yang ditakuti lawan dan disegani kawan
yang mampu menguasai Baitul Maqdis dengan cepat dan mudah adalah pengikut Imam
Abu Hasan Al-Asy’ari dalam tauhidnya.
Bahkan beliau untuk membangkitkan
semangat jihad dan cinta Allah dan Rasulullah pada rakyatnya, mewajibkan bagi
semua rakyat baik anak-anak maupun orang dewasa mempelajari syair tauhid yang
dikenal dengan aqidah shalahiyyah.
Setelah keyakinan rakyat tentang
Allah menjadi kuat, maka aturan apapun yang bersumber dari Alquran, Hadits,
Ijma’ (kesepakatan ulama) dan Qiyas mudah diterapkan tanpa ada pertentangan.
Karena konsekwensi bagi penentang telah jelas di dalam ajaran Islam, dan
semuanya itu diajarkan dalam ilmu tauhid.
Hal inilah yang diajarkan
Rasulullah kepada para sahabatnya, sehingga sahabat Abdullah bin Mas’ud dan
Abdullah bin Umar berkata: “Kami ketika di masa remaja, mempelajari keimanan
sebelum Alquran, tatkala kami belajar Alquran, maka bertambahlah keimanan
kami”. Hal senada disampaikan oleh Imam Syafi’i, “Saya lebih memahami ilmu
tauhid dulu, baru ilmu fiqh kemudian”.
Maka tidaklah mengherankan para
umara’ yg berilmu agama kuat dan para ulama yg mengamalkan ilmunya, selalu mencari
ridha Allah dalam setiap langkahnya. Ini akan berimbas pada pembentukan sosial
masyarakat yang kuat, karena para umara’ bekerjasama dengan ulama untuk
membimbing masyarakat ke arah yg diridhai Allah, dengan cara mengajarkan
ilmu-ilmu agama secara talaqqi yaitu bertemu muka secara langsung dengan ulama
yang memiliki sanad (mata rantai) keilmuan sampai sahabat Rasulullah.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan ada pada seseorang, maka ia akan diberikan kemudahan oleh Allah untuk menuntut ilmu agama dan menguasainya, sesungguhnya ilmu agama itu hanya bisa diperoleh dgn cara belajar (talaqqi)”.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan ada pada seseorang, maka ia akan diberikan kemudahan oleh Allah untuk menuntut ilmu agama dan menguasainya, sesungguhnya ilmu agama itu hanya bisa diperoleh dgn cara belajar (talaqqi)”.
Lulusan doktor dari Omdurman Islamic University Sudan ini menyimpulkan, para pemimpin umat Islam yang berjaya
membangkitkan Islam di masanya (Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Khalifah Umar
bin Abdul Azis, Shalahuddin Al-Ayyubi, Sultan Muhammad Al-Fatih dll) adalah
sosok pemimpin sekaligus ulama yang takut pada Allah dengan didasari ilmu agama
yang kuat sehingga menjalankan semua ajaran syariat Islam dengan penuh amanah
dan kehati-hatian, yang berbuah pada kejayaan Islam dan ditandai dengan
kemakmuran bagi rakyatnya, yang semuanya berjalan di atas pondasi ilmu agama
yang benar dan kuat baik aqidah maupun hukum-hukumnya.
"Semoga Aceh ke depan dipimpin
oleh pemimpin yang takut kepada Allah dengan keimanan yang benar sebagaimana
pemimpin Islam di masa jayanya dulu. Dan didukung oleh para ulama yang takut
juga kepada Allah sehingga tidak berfatwa secara serampangan tanpa ilmu,"
pungkas Ustaz Fajarul Falah.[muhammad saman]
Tidak ada komentar: