Umat Islam Lemah Akibat Jauh dari Al-Qur'an
kwpsi.org - Al-quran merupakan sumber kekuatan dan pedoman hidup bagi umat Islam sepanjang zaman yang tidak pernah ketinggalan. Jika umat Islam mengamalkan perintah Al-quran dan meninggalkan larangannya, maka akan membuat umat ini menjadi kuat, sebaliknya akan menjadi lemah jika menjauhi Al-quran.
"Dunia barat itu berutang sama umat Islam, karena mereka maju setelah mempelajari Al-quran," terangnya.
Karenanya, umat Islam khususnya yang ada di Aceh wajib sadar dengan agenda besar para kaum kuffar yang saat ini semakin gencar berupaya menjauhkan umat Islam dari Al-quran, agar umat Islam menjadi lemah dan terus mengalami kemunduran di dunia ini, lebih-lebih di akhirat kelak.
Demikian antara lain disampaikan Ustaz Dr. Muhammad Rum Alhafizh Lc, MA (Pimpinan Dayah Tinggi Al-Qur’an Japakeh, Mata Ie, Darul Imarah Aceh Besar) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (2/3) malam
"Sudah terlihat agenda kaum kafir dan yahudi kini semakin menampakkan hasil karena Al-quran kini sudah semakin jauh dari umat Islam, tidak tersemat dalam hati setiap muslim bahkan rata-ratanya dapat dilihat Al-quran hanya dibaca saja dan didendangkan dalam musabaqah-musabaqah, namun minim pengamalaman sehingga kondisi umat ini semakin mundur," ujar Ustaz Muhammad Rum.
Pada pengajian dengan tema "Membumikan Ajaran Al-quran di Aceh" itu, beliau turut mengingatkan mengenai agenda jahat golongan liberal yang bukan saja ingin menjauhkan umat Islam dari Al-Quran, malah turut mempersoalkan kandungan ayat-ayat suci Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW.
“Golongan liberal ini dilihat semakin menular di negeri ini dengan banyaknya yang mempersoalkan Al-quran itu diskriminatif gender, tidak sesuai dengan HAM, ketinggalan zaman dan mundur dari ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan bertentangan dengan demokrasi. Ini adalah beberapa upaya menjauhkan umat Islam dari Al-quran," ungkapnya.
“Golongan liberal ini dilihat semakin menular di negeri ini dengan banyaknya yang mempersoalkan Al-quran itu diskriminatif gender, tidak sesuai dengan HAM, ketinggalan zaman dan mundur dari ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan bertentangan dengan demokrasi. Ini adalah beberapa upaya menjauhkan umat Islam dari Al-quran," ungkapnya.
Disebutkannya, misi non muslim untuk melemahkan umat Islam cukup dengan menjauhkannya dari Al-quran, tidak perlu sampai menyuruh seorang muslim keluar dari agama Islam.
Termasuk juga dikembangkan image negatif bahwa yang mempelajari dan mengamalkan Al-quran itu dekat dengan teroris.
"Umat ini terus dibuat agar semakin tidak yakin dengan ajaran Al-quran. Pengaruh ini terus ditebarkan pada generasi-generasi muda Islam, sehingga Al-quran semakin tidak menarik, dan diajak mencontoh budaya dan kehidupan negara barat," bebernya.
Karenanya, ia mengajak masyarakat Aceh untuk membumikan Al-quran dalam kehidupan sehari-hari, karena Al-quran merupakan petunjuk untuk keselamatan hidup dunia dan akhirat.
Muhammad Rum mengupas banyak hal tentang keuntungan seorang muslim jika mampu membumikan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga menjelaskan strategi membumikan Alquran di Aceh.
Menurutnya, membumikan Alquran itu adalah bagaimana agar pesan-pesan Alquran itu bisa dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di Aceh yang telah mendapatkan kewenangan melaksanakan otonomi khusus bidang syariat Islam.
Muhammad Rum juga menjelaskan, untuk bisa membumikan Alquran di Aceh, menjadi inspirasi di tengah-tengah masyarakat dalam kehidupan, maka yang pertama sekali dibutuhkan adalah keyakinan penuh bahwa pesan-pesan dalam Alquran adalah kebaikan yang tidak boleh diragukan. Alquran kata Muhammad Rum yang mengutip ayat Alquran, adalah petunjuk bagi yang tidak ada keraguan sedikit pun.
“Maka kalau diragukan, ini akan menjadi penghambat utama dalam upaya penegakan syari’at Islam di Aceh, “ tutur Muhammad Rum yang menyelesaiakn Studi Doktoralnya di UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Muhammad Rum menambahkan, kita yakin bahwa isi Alquran itu adalah “la raiba fihi”, tidak ada keraguan padanya meski sudah lama diturunkan, karena Allah yang menciptakan dunia dan isinya pasti lebih tahu tentang kebutuhan alam semesta, termasuk kita sebagai manusia.
“Jika hari ini ada ada yang mengatakan Alquran tidak sesuai perkembangan zaman, maka itu sama saja menuduh Allah Swt tidak mengetahui perkembangan zaman. Nah, kalau kita menuduh Allah tidak mengetahui perkembangan zaman, berarti itu sama saja bahwa kita meragukan keadilan Allah. Jika demikian, lalu bagaimana kita akan meminta keadilan Allah nanti di akhirat?, “ kata Muhammad Rum seraya menegaskan bahwa anggapan aturan Islam itu ketinggalan zaman sama dengan aliran sesat.
Muhammad Rum juga menjelaskan, untuk bisa membumikan Alquran di Aceh, menjadi inspirasi di tengah-tengah masyarakat dalam kehidupan, maka yang pertama sekali dibutuhkan adalah keyakinan penuh bahwa pesan-pesan dalam Alquran adalah kebaikan yang tidak boleh diragukan. Alquran kata Muhammad Rum yang mengutip ayat Alquran, adalah petunjuk bagi yang tidak ada keraguan sedikit pun.
“Maka kalau diragukan, ini akan menjadi penghambat utama dalam upaya penegakan syari’at Islam di Aceh, “ tutur Muhammad Rum yang menyelesaiakn Studi Doktoralnya di UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Muhammad Rum menambahkan, kita yakin bahwa isi Alquran itu adalah “la raiba fihi”, tidak ada keraguan padanya meski sudah lama diturunkan, karena Allah yang menciptakan dunia dan isinya pasti lebih tahu tentang kebutuhan alam semesta, termasuk kita sebagai manusia.
“Jika hari ini ada ada yang mengatakan Alquran tidak sesuai perkembangan zaman, maka itu sama saja menuduh Allah Swt tidak mengetahui perkembangan zaman. Nah, kalau kita menuduh Allah tidak mengetahui perkembangan zaman, berarti itu sama saja bahwa kita meragukan keadilan Allah. Jika demikian, lalu bagaimana kita akan meminta keadilan Allah nanti di akhirat?, “ kata Muhammad Rum seraya menegaskan bahwa anggapan aturan Islam itu ketinggalan zaman sama dengan aliran sesat.
Menurutnya, umat Islam lah yang lebih dahulu maju dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebelum barat mengalami kemajuan seperti sekarang. Lalu umat Islam pelan-pelan mengalami kemunduran karena meninggalkan ajaran Al-quran dan malas mempelajarinya.
"Dunia barat itu berutang sama umat Islam, karena mereka maju setelah mempelajari Al-quran," terangnya.
Ia juga mengajak umat Islam di Aceh untuk terus bahu membahu mempertahankan syariat Islam sampai kapan pun di Aceh, sangat sampai dicabut, meskipun saat ini masih berjalan tersendat-sendat karerna banyaknya tantangan dari dalam maupun dari luar.
"Ibarat kendaraan, syariat Islam di Aceh masih gigi satu dan dua sehinga tersendat-sendat, tapi boleh lah, masih bisa jalan sendiri tanpa digas. Dalam menjalankan syariat ini, Rasulullah berpesan, kalau belum bisa dilaksanakan semuanya secara kaffah, ya jangan juga ditinggalkan semuanya. Pelan-pelan saja dulu mana yang bisa," sebutnya.
Tidak ada komentar: