Kewajiban Orang Tua Siapkan Generasi Islami
Kwpsi.org - Dalam Islam, kaum muslimin diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyiapkan generasi berikutnya yang lebih baik. Berdosa bagi setiap orang tua yang llalai atau membiarkan anak - anak muslim dalam kondisi lemah iman, akhlak, ibadah, ilmu pengetahuan dan ekonominya.
Karenanya, bagi para orang tua harus bersungguh-sungguh menyiapkan segala apa saja yang membuat anak-anak kita menjadi kuat, bahkan mengupayakan hal tersebut menjadi bernilai pahala jihad di sisi Allah SWT.
Demikian disampaikan Ustaz H. Ahmad Rizal Lc, Imam Besar Masjid Jamik Lueng Bata, Banda Aceh saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke Rabu (21/10) malam.
Bahkan, menurut pengurus Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh ini, Allah SWT menegaskan, "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainnya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah ( QS. An-Nisa : 9 ).
"Janganlah kita meninggalkan di belakang kita generasi yang lemah, karena mudah diutak atik oleh musuh-musuh Islam. Kita harus mendidik anak-anak generasi penerus agar kuat imannya, akhlaknya dan takut serta pada hukum Allah," ujar Ustaz Ahmad Rizal.
Pada pengajian dengan tema, "Mempersiapkan generasi Islami" ini, Ahmad Rizal juga mengajak kaum muslimin untuk memuliakan anak-anaknya dengan iman, akhlak, ilmu dan wawasan
"Batasi anak-anak agar tidak larut dalam penggunaan cyber, sehingga lupa segala-galanya. Jangan sampai anak-anak kita menjadikan media cyber sebagai orang tuanya dan tidak peduli lagi dengan kita. Jika kita orang tua tidak sayang pada anak, maka anak nantinya juga tidak akan sayang kepada orang tua," terangnya.
Ustaz Ahmad mencontohkan, diantara cara-cara sederhana untuk pengenalan iman dan tauhid kepada Allah sejak dini adalah dengan menyuruh anak melihat berdirinya rumah yang dibangun manusia dengan adanya tiang-tiang penyangga di setiap sudut. Sementara langit ciptaan Allah bisa berdiri kokoh tanpa ada tiang satupun.
"Ini akan membuat anak mulai berpikir tentang adanya Allah yang maha kuasa menciptakan langit tanpa perlu tiang, sementara manusia adalah makhluk lemah karena untuk membangun rumah yang kecil saja perlu banyak tiang," ungkapnya.
Iman kalo tidak diajarkan dengan kokoh sejak dini, maka akan dengan mudah diperjualbelikan kelak ketika dia besar, juga diajarkan akhlak kepada anak, tutur kata, dan tingkah laku.
Ditambahkannya, dalam memulai penegakan syariat Islam itu haruslah diawali dari rumah tanga masing-masing kaum muslimin, lalu baru kemudian ke tengah-tengah masyarakat luas.
"Kalau tidak dimulai dari rumah tangga orang Islam dulu, maka jangan harap syariat Islam di masyarakat akan bisa berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Tegakkan Islam mulai rumah tangga, lalu baru ke masyarakat," terangnya.
Hanya saja, lanjut Ustaz Ahmad Rizal, sebelum mendidik dan mengajarkan agama dan keimanan kepada anak-anak generasi penerus, maka yang paling penting adalah orang tuanya yang harus baik dan saleh terlebih dahulu.
"Tentu di awal mula persiapkan diri dengan baik mulai orangtuanya. Tak ada hasil baik kalau tanpa bibit yang baik. Ini dimulai dari bagaimana kita mencari istri salehah yang kuat agamanya, bukan hanya sekedar mengejar kecantikan saja yang diutamakan. Cantik perlu, tanpa agamanya yang paling utama karena dia nanti yang akan mendidik anak-anak kita," terangnya.
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia yahudi, nasrani , atau majusi”. Anak diibaratkan bagai kertas berwarna putih, mau kita tulis tinta dengan warna merah ia akan berwarna merah, mau kita tulis dengan tinta berwarna hitam ia akan berwarna hitam ia akan mewarnai sesuai orang tua yang mewarnai.
Pribadi orang tua akan mewarnai pribadi tingkah laku anaknya, karena anak tergantung kepada kedua orang tua, maka untuk menciptakan pribadi-pribadi anak yang saleh, orang tuanya harus saleh terlebih dahulu.
"Di rumah, sebagai orang tua kita harus selalu memperlihatkan kebaikan kepada anak. Jangan tampakkan keburukan dan percekcokan kepada anak. Mengalah kepada istri/suami dalam rumah tangga di depan anak menghindari keributan. Seorang suami dalam berkomunikasi dengan istri dan anak dengan akhlak terpuji, sehingga kita bisa mewujudkan surga di rumah kita
Tidak ada komentar: