Ikuti Kajian Islam KWPSI
Setiap Rabu, Pk.21.00-23.00

Live di FB KWPSI

Beramal tapi Tak Bermanfaat


ADA tujuh amalan yang dilakukan setiap muslim, meski amalan yang dilakukan itu berharap ridha Allah Swt tetapi jika tidak dibarengi dengan tujuh hal terkait amalan tersebut, maka ibadah yang dikerjakan itu tidak mendatangkan manfaat.

Apa saja amalan tersebut? Pimpinan Dayah Seuramoe Darul Muarrif, Montasik, Aceh Besar, Tgk Alizar Abu Bakar Bagok, Rabu (11/76) malam lalu mengupasnya pada pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh.

Pada kajian tasawuf bertema “Keutamaan Menghindari Dosa”, Tgk Alizar Abu Bakar yang membaca Kitab Tanbihul Ghafilin (peringatan bagi orang-orang yang lalai) merincikan dasar-dasar amalan atau ibadah setiap muslim yang harus berpangkal dari niat yang ikhlas.

Menurutnya, siapa saja yang mengerjakan ibadah yang tujuh tetapi tidak diserati tujuh hal, seseorang tidak mendapatkan berkah meski mengerjakannya dengan susah payah.

Tgk Alizar merinci tujuh amalan tersebut. Pertama, jika seseorang beramal hanya karena takut kepada Allah, maka amalan itu tidak membawa keberkahan apa pun bagi seseorang. Seharusnya, seseorang beramal dengan memiliki rasa takut jika amalan itu tidak sempurna di hadapan Allah Swt.

Kedua, seseorang beribadah berharap diterima oleh Allah, tapi tak pernah menyempurnakan ilmu untuk ibadahnya itu, maka tak ada manfaatnya. Menurutnya, setiap muslim harus berilmu pengetahuan karena ilmu merupakan pondasi dari sempurnanya cara beragama. 

“Ilmu itu inti dari amal, apabila beramal tanpa adanya ilmu, tak ada nilai di mata Allah Swt,” ujar Tgk Alizar yang juga murid (alm) Abu Muhammad bin Zamzami atau lebih dikenal dengan sebutan Abu Mamplam Golek.

Ketiga, Tgk Alizar mengatakan seseorang yang berniat ingin melakukan sesuatu ibadah tetapi tidak pernah atau tidak berusaha untuk mewujudkannya, maka niat itu tidak memiliki bermanfaat.

Pada bagian keempat, adalah kebiasaan orang yang berdoa tetapi tidak sungguh-sungguh dalam berdoa, maka menurutnya itu hal yang tidak bermanfaat. 

“Coba perhatikan jika ada jamaah berdoa, maka hanya teungkunya saja yang bersungguh-sungguh berdoa, yang lain tidak serius melirik ke sana kemari,” ujarnya.

Kelima, orang yang meminta ampun dari dosa tanpa sedikitpun rasa penyelasan. Maka, istighfarnya itu tidak bermanfaat. Sementara point keenam, adalah jika seseorang dengan terang-terangan di muka umum melakukan ibadah dengan baik dan benar. Tetapi, saat sendirian beribadah asal-asalan.

Poin ketujuh, kata Tgk Alizar orang yang dengan sungguh-sungguh tetapi tidak ada keikhlasan di dalam amalannya itu, maka amalan tersebut juga tidak mendatangkan manfaat. 

TGK Alizar yang memaparkan kaidah-kaidah beramal dengan sangat rinci tersebut, juga menjelaskan tentang keberkahan suatu negeri, termasuk di Aceh.

Menurutnya, jika masyarakat Aceh memiliki bekal ilmu yang memadai, maka syariat Allah akan berdiri setegak-tegaknya di Aceh. Tidak akan ada kebencian antara rakyat yang dipimpin dengan para pemimpinnya.

Masyarakat Aceh, katanya Tgk Alizar harus memiliki kesadaran diri untuk kembali menggali ilmu-ilmu agama sehingga Allah akan menerima ibadah yang dilakukan dan keberkahan negeri Aceh pun akan kembali wujud. (ari)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.