Ini Lima Rahasia Memperkuat Iman
Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA |
Banda Aceh, KWPSI - Iman manusia bagaikan ombak di lautan lepas, kadang pasang tinggi terkadang juga surut. Terkadang iman seseorang terkikis oleh keindahan dunia yang fana ini, dan bahkan mungkin terkadang kita melupakan kehadiran-Nya. Tak seorang manusia pun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam keimanan sehingga meninggal dunia dalam keadaan khusnul khatimah.
Demikian penegasan Tgk. H. Sulfanwandi Hasan, MA, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (18/3) malam. Pengajian yang dimoderatori Ustaz Mujiburrijal itu mengangkat tema "Rahasia Penguatan Iman".
Turut hadir dalam diskusi rutin KWPSI itu Kepala Biro Humas Setda Aceh, Dr. Mahyuzar, Anggota DPR Aceh, Iskandar Usman Al-Farlaky SHI, Wakil Rektor III Unida, Drs. Bustamam Aly M.Pd, para mahasiswa, akademisi santri, kalangan wartawan, ormas Islam serta masyarakat umum.
Tgk Sulfan kemudian mengurai rahasia penguatan iman. Ia menyebutkan ada lima kiat dalam memperkuat dan memperbagus keimanan. Ke- 5 langkah itu adalah, Pertama, Cinta (Mahabbah) kepada Allah SWT. Ini merupakan tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan ia menduduki derajat yang tinggi. Mahabbah untuk Allah, jelas Tgk Sulfan, harus ditunjukkan dalam tindakan dan kekuatan ma’rifatullah.
“Ma'rifatullah adalah mengenal dan mengetahui Allah, mengenal hak-hak Allah, keagungan dan kebesaran Allah, dan mengetahui asma wa shifat Allah dengan segala kandungannya,” sebut Pimpinan Dayah Raudhatul Qur’an Tungkop, Darussalam ini.
Tanpa ma’rifat tidak mungkin seseorang mendapatkan petunjuk dan hidayah-Nya. Ia menjelaskan bahwa ma’rifat adalah hati menyadari segala sesuatu, termasuk gerak-gerik dirinya lahir batin seperti melihat, mendengar, merasa, menemukan, bergerak, berdiam, berangan-angan, berpikir dan sebagainya, semua adalah karena Allah SWT, yang menciptakan dan yang menggerakkan dunia dan seisinya
“Dalam ma'rifat tidak ada keraguan dan tak tergoyahkan oleh siapapun dan apapun, karena ia adalah pengetahuan yang telah mencapai tingkat haqq al-yaqin. Ingat, bicara iman adalah bicara hati,” ujarnya.
“Jadi semuanya dan segala sesuatu adalah Billah, dan untuk mendapatkan ilmu makrifat harus bertumpu pada kalimat La Ilaha Illallah. Melalaikan zikirullah adalah kematian hati. Karena itu, orang yang ingin mengobati imannya yang lemah, harus memperbanyak zikirullah,” imbuh Tgk Sulfan.
Kedua, Cinta (Mahabbah) kepada Rasulullah, yaitu mempelajari kisah, tauladan, sifat mulia, sirah dan perjalanan hidup Rasullullah, sebab beliau adalah kekasih Allah. “Ibaratnya seperti tower jaringan, kalau kita dekat dengannya maka signal pasti penuh. Begitu juga dengan Nabi, kalau kita sudah mengenal dan sudah dekat pasti kita mencintai Allah, sebab Rasul adalah kekasih Allah,” jelasnya.
Tidak ada jalan untuk mengetahui baik dan buruk secara mendetail kecuali darinya. Maka kalau seseorang memperhatikan sifat dan akhlak Rasulullah dalam Al Qur'an dan Al-Hadits, niscaya dia akan mendapatkan manfaat dengannya, yakni ketaatannya kepada Nabi menjadi kuat, dan bertambah cintanya kepada beliau.
Tgk Sulfan menambahkan, dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, pasti akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah.
“Itu adalah tanda bertambahnya keimanan yang mewariskan mutaba’ah. Makanya, kalau cinta kepada Nabi, perbanyak shalawat dan mengerjakan sunnah-sunnahnya dan menziarahi makam nabi di Madinah, juga termasuk bukti Mahabbah kepada Nabi,” kata Tgk Sulfan yang juga Dosen UIN Ar-Raniry ini.
Ketiga, Tadabbur Qur’an. Artinya, merenungi atau memikirkan isi kandungan Al-Quranul Karim. Orang yang membaca, mentadabburi dan memperhatikan isi kandungan Al-Qur'an akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang menjadikan imannya kuat dan bertambah. “Melalui renungan arti dari Al-Qur'an juga membuat hati menjadi tenang kemudian hati kita menjadi lunak. Bukan hanya sekedar dibaca saja, tapi harus ditadabbarurkan, dihayati maknanya dan dimasukkan sampai ke dalam dada,” jelasnya.
Al-Qur’an, sebut Tgk Sulfan, diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai obat bagi hati manusia. Dengan merenungi isi kandungannya, tambahnya , manusia pasti akan menyadari kebesaran Allah dan semuanya berada di bawah kendali-Nya.
Langkah keempat, dalam memperkuat keimanan adalah tafakkur atau merenungi akan ciptaan Allah. Menurutnya, tafakkur merupakan perenungan dengan melihat untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. “ini untuk meningkatkan tauhid, keyakinan hati dan kepercayaan kepada Allah,” katanya.
Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, tafakur juga dapat digunakan untuk setiap saat melihat, memperhatikan perilaku, kejadian, masalah yang setiap saat muncul selama manusia umat Islam menjalani kehidupan. Sedangkan langkah yang kelima, yaitu memperbanyak ibadah. “Jangan terbuai, jangan lalai, mari kita tingkatkan iman dengan memperbanyak ibadah,” ajaknya.
Selain menunaikan kewajiban sebagai muslim, ia juga mengajak jamaah untuk memperbanyak amalan-amalan sunnah, sebagai penghapus perbuatan buruk dan menjadi tabungan amal kebaikannya kelak. Amalan sunah, imbuhnya, insya Allah akan melengkapi dan menyempurnakan kekurangan pada amalan wajib. “Inilah langkah-langkah dalam menggapai dan mendatangkan kecintaan dari Allah SWT,” kata Tgk Zulfan.
Dalam kesempatan itu, Tgk Zulfan juga menegaskan bahwa perang melawan hawa nafsu berlaku bagi semua umat manusia di dunia. Di dalam perang ini musuhnya tidak tampak oleh mata, musuhnya sangat halus (latif).Di dalam tubuh manusia, sebutnya, ada tujuh tempat yang disebut Latifah sebagai tempat bersarangnya hawa nafsu yang harus dibersihkan dengan zikir.
Latifah, kata Tgk Sulfan, merupakan perangkat non fisik, dan titik atau tempat yang menunjukkan dimana manusia dapat berhubungan dengan tuhannya, jika jalan tersebut suci maka manusia akan semakin dapat mengenal dan dekat dengan tuhannya.
Dalam Ilmu Tasawwuf, sebut Tgk Sulfan, Latifah berada pada 7 tempat yaitu, di ujung kepala (Latifah Kullu Jasad). Jika latifah ini selalu disucikan dengan istighfar maka akan terisi ilmu dan amal. Kemudian di kening, disinilah letak “nafsu amarah” yaitu nafsu yang selalu mendorong kepada kejahatan. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat tentram dan pikiran tenang.
“Makanya, jangan heran kalau saat berzikir, kepala dan badannya bergoyang. Ini bermakna, menyelaraskan dengan bagian titik latifah. Agar titik latifahnya hidup,”ujar Tgk Sulfan, menjelaskan metode dzikir.
Selanjutnya, Latifah yang berada di tengah dada (Latifatul Akhfa), di sinilah letak sifat-sifat rabbaniyah, yaitu sifat-sifat riya, sombong, takabur dan lainnya. Jika latifah ini selalu disucikan dengan memperbanyak istighfar maka akan terisi sifat-sifat ikhlas, khusyu’, dan tawadhu’. Titik Latifah juga berada di bawah susu kiri, di atas susu kiri, diatas susu kanan dan di bawah susu kanan. Jika latifah ini bersih, akan terisi sifat syukur, sabar, ma’rifat, taat dan penuh kasih sayang.
“Tujuh titik ini merupakan benteng bagi kita, harus disucikan dengan memperbanyak zikir Lailaha Illallah. Karena buahnya adalah kerinduan dan kenikmatan,” katanya. Sembari menambahkan bahwa kekuatan ma’rifat harus dibarengi dengan mahabbah. “Dan kalau sudah cinta, pasti kita akan sering menyebut Allah, La Ilaha Illallah,”tutur Tgk Sulfan. (ridha yuadi)
Tidak ada komentar: