Ketua MPU Lhokseumawe Isi Pengajian KWPSI
Laporan Zainal Arifin M Nur | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Lhokseumawe, Tgk. H. Asnawi Abdullah, MA mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Banda Aceh, Rabu (13/08/2014).
Ini adalah pengajian perdana setelah libur Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H. Pengajian yang diikuti kalangan wartawan, perwakilan Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Aceh, mahasiswa, dan masyarakat umum, dibuka secara resmi oleh Sekjen KWPSI, Muhammad Saman.
Dalam pengajian bertema "Krisis Akhlak Ummat Islam", Tgk Asnawi Abdullah, menguraikan tentang kondisi masyarakat Indonesia, termasuk Aceh yang masih mengalami dekadensi moral.
Bukan hanya masyarakat umum, krisis akhlak ini juga melanda para pejabat pengambil kebijakan.
Selain itu, kerusakan akhlak ini bukan hanya dalam bidang pergaulan, tapi juga dalam bidang ekonomi dan hukum.
"Jaman sekarang Intelektual dengan intelektual terlibat adu jotos, di tempat-tempat terhormat. Seperti tidak ada lagi rasa malu pada mereka," ungkap Tgk Asnawi.
Hal ini, lanjutnya, sangat berbeda dengan kondisi pada zaman 30 tahun lalu. "Dulu seingat saya pada tahun 70-an, perkelahian hanya melibatkan anak-anak muda kampung yang hanya tamat sekolah rakyat. Biasanya persoalan ini selesai dengan campur tangan keuchik. Sangat jarang kita dengar pemimpin rakyat bertengkar di depan masyarakat," ujarnya.
Selain itu, dulu kontrol sosial itu berjalan sangat baik. Masyarakat akan saling mengingatkan jika ada anak-anak yang berbuat salah.
"Sekarang, kepedulian sesama masyarakat sudah sangat rendah. Kontrol sosial hampir tidak berjalan lagi. Sehingga kejahatan marak terjadi di mana-mana, bahkan sabu-sabu telah menyebar jauh ke pelosok kampung," ujarnya.
"Masyarakat seperti sudah apatis dan enggan menegur anak-anak muda yang bertindak salah ini, karena takut akan timbul masalah yang lebih besar," lanjut Tgk Asnawi.
Karena itu, Tgk Asnawi Abdullah menyerukan masyarakat untuk kembali kepada hukum syariat dan kearifan lokal Aceh. Selain itu, pemimpin juga harus menjaga sikap dan tindak tanduknya, sehingga kata-katanya diikuti oleh masyarakat.
Ketua MPU Kotal Lhokseumawe, Tgk H Asnawi Abdullah MA (kiri), mengisi pengajian rutin KWPSI, di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Rabu (13/08/2014) malam. |
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kota Lhokseumawe, Tgk. H. Asnawi Abdullah, MA mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Banda Aceh, Rabu (13/08/2014).
Ini adalah pengajian perdana setelah libur Ramadhan dan Idul Fitri 1435 H. Pengajian yang diikuti kalangan wartawan, perwakilan Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Aceh, mahasiswa, dan masyarakat umum, dibuka secara resmi oleh Sekjen KWPSI, Muhammad Saman.
Dalam pengajian bertema "Krisis Akhlak Ummat Islam", Tgk Asnawi Abdullah, menguraikan tentang kondisi masyarakat Indonesia, termasuk Aceh yang masih mengalami dekadensi moral.
Bukan hanya masyarakat umum, krisis akhlak ini juga melanda para pejabat pengambil kebijakan.
Selain itu, kerusakan akhlak ini bukan hanya dalam bidang pergaulan, tapi juga dalam bidang ekonomi dan hukum.
"Jaman sekarang Intelektual dengan intelektual terlibat adu jotos, di tempat-tempat terhormat. Seperti tidak ada lagi rasa malu pada mereka," ungkap Tgk Asnawi.
Hal ini, lanjutnya, sangat berbeda dengan kondisi pada zaman 30 tahun lalu. "Dulu seingat saya pada tahun 70-an, perkelahian hanya melibatkan anak-anak muda kampung yang hanya tamat sekolah rakyat. Biasanya persoalan ini selesai dengan campur tangan keuchik. Sangat jarang kita dengar pemimpin rakyat bertengkar di depan masyarakat," ujarnya.
Selain itu, dulu kontrol sosial itu berjalan sangat baik. Masyarakat akan saling mengingatkan jika ada anak-anak yang berbuat salah.
"Sekarang, kepedulian sesama masyarakat sudah sangat rendah. Kontrol sosial hampir tidak berjalan lagi. Sehingga kejahatan marak terjadi di mana-mana, bahkan sabu-sabu telah menyebar jauh ke pelosok kampung," ujarnya.
"Masyarakat seperti sudah apatis dan enggan menegur anak-anak muda yang bertindak salah ini, karena takut akan timbul masalah yang lebih besar," lanjut Tgk Asnawi.
Karena itu, Tgk Asnawi Abdullah menyerukan masyarakat untuk kembali kepada hukum syariat dan kearifan lokal Aceh. Selain itu, pemimpin juga harus menjaga sikap dan tindak tanduknya, sehingga kata-katanya diikuti oleh masyarakat.
Tidak ada komentar: